"Tapi sekali lagi mari kita kembali ke akar masalah terorisme yaitu mengapa Amerika tetap mendukung Israel yang secara brutal menindas rakyat Palestina. Mengapa media Amerika tidak menjelaskannya?," ia menambahkan. Morris menegaskan, "Kita harus memperbaiki kebijakan luar negeri kita untuk keluar dari lobi pro-Israel."
Pada hari Jumat lalu, jet tempur AS mengawal pesawat Emirates dengan nomor penerbangan 201 ke bandara JFK New York, menyusul peringatan keamanan yang mengklaim bahwa pesawat itu membawa paket mencurigakan dari Yaman. Sontak laporan ini menyebarkan ketakutan masyarakat internasional di seluruh penjuru dunia.
Televisi Aljazeera kemarin mengungkapkan pengakuan seorang mantan anggota jaringan terorisme al-Qaeda, yang mengirim informasi kepada para pejabat keamanan Arab Saudi tentang keberadaan paket mencurigakan yang dikirim ke Amerika. Jaber al-Faifi, mantan anggota al-Qaeda, dua pekan lalu menyerahkan diri kepada aparat Arab Saudi dan membeberkan informasi penting kepada lembaga keamanan Riyadh yang berujung pada terungkapnya pengiriman paket mencurigakan.
Di lain pihak, kepolisian Yaman mempublikasikan foto-foto tersangka utama pengiriman paket tersebut. Tersangka bernama Ibrahim Hasan Asiri. Seorang pejabat militer Amerika Serikat mengatakan, "Aparat keamanan mencurigai Asiri karena ia memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman soal bahan peledak."
Sementara itu, pihak berwenang pesawat Emirates menolak tudingan yang dikemukakan Komando pertahanan Amerika mengenai bingkisan mencurigakan dalam pesawat tersebut. Setelah diperiksa paket "mencurigakan" tersebut ternyata tuner printer.
Red: Siwi Tri Puji B
Sumber: IRIB
Komentar :
Posting Komentar